Bahaya DIY Dermarolling

Oleh: Fransiska Anggraini
Nggak Semua Bisa DIY, Apalagi yang Bikin Sakit!
Inovasi di dunia kecantikan memang nggak ada habisnya. Dari bahan skincare aneh-aneh, sampe perawatan yang lebih mirip alat penyiksaan tawanan perang kayak dermarolling.
Sengaja bikin luka di muka supaya kulit terpicu membentuk kolagen demi bikin kulit jadi lebih mulus, lebih kencang, dan pori-pori mingkem adalah terobosan perawatan di dunia kecantikan. Dipuja-puji selebriti, mulai dari Kim Kardashian, Gwyneth Paltrow, sampe Jennifer Aniston, dermarolling alias microneedling memang terbukti ngasih hasil lumayan instan (ketimbang oles-oles skincare yang butuh ketelatenan jangka panjang).
Tapi memang bener, abis lukanya sembuh, kulit pun berangsur mulus! Nggak heran rakyat jelita pun ikutan mupeng. Tapi ya memang harganya mahal dan perlu beberapa kali perawatan untuk bisa ngerasain hasil yang sesuai sama harganya itu.
Cari Celah Cuan
Di klinik-klinik kecantikan, perawatan dermarolling ini biasanya terdiri paketan (minimal 3x perawatan karena 1x dianggep belum beres). Jumlah perawatan akan tergantung parah atau nggaknya kondisi kulit, tapi beli alatnya aja (belum termasuk tindakan per-kedatangan dan krim) mulai dari 5 juta. Mayan ya!
Makanya terus ada yang pinter mengambil celah di bisnis perawatan yang lagi hits ini demi segenggam cuan. Mereka menjual alatnya saja (yang dipaketkan sama krim anestesi dan serum yang entah bahannya apa) biar orang bisa nge-roller sendiri mukanya. Di market place, harganya ada yang mulai 120 ribu, lho! Ya pastilah rakyat jelita pada tergiur, ditambah influencer-influencer juga gencar mempromosikan DIY dermarolling di media sosial mereka.
Buat yang belum tau, alat dermarolling ini mirip face roller tapi di bagian roller-nya ada banyak jarum kecil yang pastinya kalau digerakkan di muka (dengan sedikit tekanan) akan bikin kulit terkoyak. Sebelum nge-roller, muka harus bersih paripurna, lalu dioleskan krim yang bikin baal muka. Kalau muka nggak dibikin baal, entahlah apa rasanya! Macam operasi tapi lupa disuntik anastesi, silakan bayangin sendiri sakitnya!
Ukuran jarumnya pun bermacam-macam, mulai dari 0,2 mm – 2,5 mm. Di market place kadang ada tulisan: “Harap tulis keterangan ukuran jarum di kolom keterangan jika tidak kami kirim random”. Kalau orang awam, dari mana dia tau mesti pilih jarum yang ukuran berapa, ya nggak sik?
Bahaya Kalau Sendiri
Para ahli dermatologi nggak merekomendasikan untuk melakukan dermarolling sendiri di rumah karena kalau nggak didampingi tenaga ahli, alat ini justru bisa bikin masalah baru. Misalnya saja kalau lukanya terlalu dalam dan malah bikin infeksi. Bukannya mulus malah meninggalkan bekas luka.
Ada jenis bakteri yang paling ditakutkan pakar dermatologi karena bisa bikin infeksi serius, yaitu Necrotising Fasciitis. Bakteri langka ini nggak cuma menyerang kulit, tapi juga otot dan organ di sekitarnya karena dia mengeluarkan racun untuk merusak sel-sel organ di sekitarnya. Bayangkan saja kalau bakteri itu masuk ke kulit muka yang habis di-roller, yang bakal ikut menanggung akibatnya bisa jadi mulut, hidung, dan mata.
Maka dari itu, prosedur dermarolling harus dieksekusi di lingkungan steril biar bakteri nggak menclok di kulit yang luka. Sebelum dan sesudahnya pun alat harus disteril. Yakin tuh rakyat jelita pada ngerti caranya? Teknik roller-nya nggak sembarangan dan ada caranya agar si tusukan jarum ini efektif. Tenaga profesional di klinik kecantikan pun harus ambil pelatihan dulu sebelum bisa handle pasien untuk treatment dermarolling.
Hal sepele lainnya tapi bisa berefek fatal adalah kalau nge-roller sendiri pasti kan harus melek ya – ya iyalah, ntar nggak kelihatan apaan yang di-rolling kalau merem. Nah kalau di klinik, pasien justru disuruh merem untuk prevensi kalau ada jarum kecil yang copot. Kalau melek, si jarum kecil ini bisa saja masuk ke mata dan berujung jadi buta.
Setelah selesai dermarolling, dokter biasanya akan langsung mengoleskan serum yang melembapkan dan menenangkan ke muka (bentuknya bisa sheet mask dari bahan khusus). Luka-luka kecil akibat alat dermarolling ini ternyata memang memudahkan penyerapan serum dan vitamin, sehingga proses peremajaan kulit pun lebih efektif. Selama beberapa hari ke depan, kulit muka akan kemerahan, bengkak, dan perih – yang kalau konsultasi dulu dengan dokter pasti sudah dikasih tips dan juga obat untuk antisipasinya.
Sejarah Dermarolling
Penggunaan microneedling pertama di dunia modern disinyalir pada 1905 di Jerman oleh Ernst Kromayer, seorang dermatologis ternama yang memulai penelitan untuk menyembuhkan luka, tanda lahir, dan hipermentasi dengan bor gigi yang biasa dipakai dokter gigi. Tahun 1950-an, penelitian Kromayer dipelajari Abner Kurtin, seorang dermatologis di New York akhirnya ikut menyempurnakan alat microneedling dengan nggak lagi pakai bor gigi, tapi pakai sikat dari kawat stainless. Ide ini tercetus setelah Kurtin mengajak kerja sama ilmuwan dan peraih Piala Nobel asal Prancis, Alexis Carrell.
Microneedling tidak terdengar lagi gaungnya sampai 1995 waktu murid Carrell mengenalkan teknik baru untuk perawatan luka dan kerut di wajah pakai jarum hypodermic. Nggak lama setelah itu, dokter bedah plastik di Kanada juga menyadari kalau kondisi kulit pasien yang minta ditato pakai warna kulit untuk nutupin tatonya justru membaik. Ternyata bukan pewarna kulitnya yang berperan bikin kulit mulus, tapi si jarum yang sudah melukai kulit pas nato itulah yang merangsang sel kulit baru.
Tahun 1995 ternyata memang jadi tahun kebangkitan microneedling di dunia dermatologi. Ahli bedah plastik asal Afrika Selatan pun di tahun yang sama mempresentasikan penelitannya tentang treatment pakai jarum untuk bibir bagian atas. Nggak lama, dr. Des Fernandes menyempurnakan alat untuk treatment yang sekarang kita kenal sebagai dermaroller. Nggak cuma untuk muka, dermaroller ini juga bisa dibuat treatment kulit kepala untuk merangsang pertumbuhan rambut, dan bagian kulit mana pun di badan.
Akan Ada Penertiban
Kabarnya Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat akan segera meregulasi penggunaan alat microneedling di rumah karena ternyata alat-alat yang dijual online itu bukan surgical grade alias bukan standar yang untuk bedah. Makanya nggak heran, banyak yang justru bikin sobek kulit lumayan gede, bukan yang cuma menusuk kecil-kecil. Seremnya lagi, ada beberapa kasus yang jarumnya patah dan nyangkut di kulit.
Khasiat yang ditawarkan dermarolling memang bikin ngiler. Siapa yang nggak mau punya muka yang awet muda, kencang, bebas bopeng dan flek, plus kayak nggak punya pori? Tapi sebelum nekad dermarolling sendiri di rumah, banyak yang mesti dipikirkan. Buat yang punya keloid pastinya treatment ini nggak disarankan karena akan meninggalkan bekas luka baru yang susah hilangnya.
Jadi kalau pengen kulit mulus dengan dermarolling, mending cari tahu dulu infonya sebanyak-banyaknya tentang treatment ini. Udah paling bener datengin klinik kecantikan terpercaya untuk konsultasi langsung. Bukan browsing market place untuk cari alat dermarolling termurah dan nawarin free ongkir.
Aya — November 9 2020
Bener banget nih, dermarolling jngan sembarangan deeh. Kliniknya pun jng yg abal2, apalagi berani pake sendiri, beli sendiri di Market Place. Ngeri 😢😢
3th lalu aku punya pengalamam dermarolling di klinik kecantikan, ternama juga, pas pertama kali dokternya langsung “hajar” aja tanpa jelasin prosedur, tunjukin alat dll. Hari itu juga aku komplain ke CS nya. Aku blg “saya bayar kan ga murah, tlglah tunjukin kalo jarummya yg dipakai steril, buka lah depan mata pasien, jelasin lah prosedurnya apalagi saya pertama kali datang kesitu”.
Akhirnya kedua kali saya datang, benar2 mrka jelasin dan tunjukin semuanya steril.
Jadi, biarpun dengan dokter kita jg harus teliti dan yakin yg mrka lakukan sesuai prosedur. Kalau ga yakin atau ga jelas, tanya aja baik2.
Jadi jangan beli alatnya trus pake sendiri yaaa Girls, ngeri!