Skincare Ibu Hamil dan Menyusui

Skincare Ibu Hamil dan Menyusui

Saya terakhir hamil di tahun 2011. Jaman itu, hampir tidak pernah tercetus kekhawatiran keamanan penggunaan produk skincare apapun, dan jelas tidak pernah masuk ke dalam daftar pertanyaan saat konsultasi ke obgyn.

Yang saat itu jadi sumber pertanyaan penting adalah asupan gizi, serta pantangan (makanan) saat hamil. 

Beruntung saat itu saya berjumpa seorang dokter kandungan yang bijaksana sekali, dan menjelaskan latar belakang “kekhawatiran” yang seolah-olah menjadi larangan keras bagi para ibu hamil (mayoritasnya berlandaskan mitos dan kekuatan mantera “katanya” - yang dengan lugas dijelaskan dan sebagian besar ditepis mentah-mentah oleh beliau).

 

Inilah sebabnya juga saya paling males, kesel, sering ngomel setiap ditanya SKINCARE APA AJA YANG AMAN BAGI BUMIL/BUSUI?

 

Tapi setiap ditanya balik : “memang bahan baku atau zat aktif apa yang ingin dihindari?” - maka orangnya akan sewot banget - “lho saya kan nanya karena nggak tau, kok malah disuruh sebutin zat-nya?!?

 

Nah disitulah masalahnya Bu Erteeee.

Anda sendiri nggak tau apa yang harus dihindari, dan apakah MEMANG PERLU MENGHINDAR dari zat-zat tersebut. Lha kok malah nanya ke orang lain, bakul penjualnya pulaaaaa.

 

Kalau saya jahat, kan enak aja bilang : SEMUA PRODUK SKINCARE DI BENING BERSINAR DIJAMIN AMAN, NATURAL, ALAMI, TANPA ZAT KIMIA!

(Lantas itu botol isinya apa dong? Pengharapan, khayalan, dan doa gitu, kayak ajian dukun?!) 🤣

Saya sendiri, sejak pertama memutuskan untuk hamil - karena bagi saya kehamilan itu adalah sebuah keputusan, bukan sekadar efek samping dari hubungan badan - maka saya sudah siap untuk mulai bertanggung jawab 100% atas keselamatan, kesejahteraan, serta kebaikan calon anak saya.

Langsung riset mandiri mengenai berbagai hal, dan bertanya ke dokter kandungan, psikolog, ahli tumbuh-kembang, apapun dan siapapun yang dianggap bisa mempersiapkan secara lebih cerdas dalam menyongsong kehadiran sang buah hati.

Anak itu bukan sekadar berkah, melainkan juga titipan dari Tuhan. Tanggung jawab terbesar kita di dunia ini, masak iya sih, kalian mau memasrahkan kebaikannya ke jawaban seorang penjual skincare?

 

Oleh sebab itu, #RakyatJelita harus cerdas dan jeli menyikapi hal ini. Nggak usah ikut-ikutan panik ngikutin orang lain.

Tau nggak kenapa sebabnya di tahun 2011 hampir nggak ada orang yang kuatir tentang keamanan produk skincare yang digunakannya?

 

Karena saat itu tidak banyak orang yang sebegitunya serius merawat wajah.

 

Yang serius merawat, biasanya sudah paham seluk-beluk skincare.

Karena minat merawat wajah tidak sekencang saat ini, jenis dan merk skincare pun masih terbatas. Belum banyak alternatif seperti sekarang, dan jelas-jelas belum meledak aliran “CLEAN BEAUTY” yang biasanya lebih fokus ke menakut-nakuti konsumen (fear-mongering) tentang merk skincare lain (produk kami dijamin 100% alami, tidak mengandung zat kimia, tanpa pengawet dan pewangi buatan - seolah-olah ketiga hal tersebut adalah sesuatu yang buruk dan berbahaya).

 

COBA SEKARANG DISIMAK, DIPAHAMI, DAN DIAMALKAN HAL-HAL DI BAWAH INI.

 

SEMUA SKINCARE YANG DIJUAL BEBAS SUDAH PASTI JELAS AMAN DIGUNAKAN OLEH SELURUH UMAT MANUSIA, TERMASUK HAMIL, MENYUSUI, MAHASISWA, BOKEK, TAJIR, NENEK-NENEK, COWOK, CEWEK, BALITA, DLLSB.

Selama orangnya punya kulit pokoknya lah.

Apalagi kalau punya kulit DAN duit 🤣

 

Jadi semua produk bisa dipakai seperti biasa. 

Permasalahannya, tentu ada berbagai zat-zat yang, katakanlah posisinya di ambang batas.

Sebenarnya dia tidak berbahaya, tapi UNTUK JAGA-JAGA, iya udahlah nggak usah dipakai dulu selama hamil dan menyusui.

Nggak ada salahnya sedikit konservatif demi kebaikan sang buah hati kan? Tapi nggak usah lebay dengan membayangkan bahwa kalau oles zat aktif X maka anaknya akan kenapa-napa, misalnya.

Nggak usah gitu Buibuk, ini hanya skincare, dioles di atas permukaan kulit, bukan ditenggak.

Menghindari itu baik, tapi lalu menuding sebagai produk nggak aman itu namanya lebay.

Klik untuk baca zat-zat aktif apa saja yang perlu diwaspadai saat hamil & menyusui.

 

DOSIS ADALAH KUNCI

Bayanginnya seperti gini deh. Segelas air saat kita kehausan itu rasanya nikmat sekali, dan sangat berguna bagi kebaikan kita. Apakah air itu bisa menyakitkan atau bahkan mematikan?

BISA BANGET.

Coba kalau langsung digelontor suruh minum air segalon sekaligus, matilah kowe. Apalagi kalau airnya berbentuk tsunami!

(Atau sebotol air tapi dipakai nimpuk tetangga sebelah yang biang julid. Runyam juga jadinya kan?) 

Jadi dipertimbangkan sajalah, apa iya perlu banget stress akibat BHA 2%?

Kalau memang iya, ya udahlah skip aja dulu. Beres kan?

Tapi apakah BHA itu beneran nggak aman? Balik lagi ke analogi air di atas ya Buk, jangan mikirin BHA-nya, Retinol-nya, Hydroquinone-nya TAPI PIKIRIN DOSISNYA.

Lalu, pertimbangkan apakah resikonya pantas ditempuh atau nggak? Masuk akal/nggak?

Disini gunanya akal sehat, dan keputusan tiap orang bisa saja berbeda-beda. Wajar aja kok.

 

PARNO TANPA BUKTI DAN DASAR ITU SEBUAH KESIA-SIAAN

Sebelum memutuskan untuk menjauhi sesuatu, pahamilah dulu faktanya.

Sekarang banyak sekali perusahaan yang berusaha menangguk keuntungan dengan menakut-nakuti (calon) pelanggan.

 

Tidak mengandung zat berbahaya bagi ibu hamil & menyusui, pengawet, pewangi, penstabil, apapun.

100% alami - tanpa tambahan zat kimia

Yakin skincare yang digunakan aman? Tidak mengandung hal-hal diatas?

Nggak takut oles bahan kimia ke wajah?

 

Siapa yang belum pernah baca klaim-klaim seperti diatas?

Udah sering banget kan?

 

Nih ya, dibisikin deh.

SEGALA HAL DI DUNIA INI TERDIRI DARI SUSUNAN ZAT KIMIA.

SEGALA-GALANYA!

 

Termasuk udara yang kau hirup (O2), air (H2O), APALAGI namanya skincare yaaa, haduh biyung nggak ada yang nggak kimiawi.

Malahan justru produk “alami” yang 100% dari tumbuhan itu yang lebih sulit dikontrol kualitasnya, keefektifannya, kekuatannya, dll, akibat dari banyak variabel yang tidak bisa diukur dengan sebegitu mudahnya.

 

Tanaman yang dipanen saat kemarau panjang bisa jadi hasilnya berbeda dengan yang dipanen saat curah hujan normal. 

 

Itu hanya salah satu contoh sepele. 

Untuk industri kosmetik, terutama yang sifatnya massal, diperlukan konsistensi kualitas bahan baku. 

Itulah sebabnya banyak zat-zat yang tadinya didapat secara alami, kemudian diproduksi secara sintetis.

Lebih stabil sifatnya, terjamin pasokannya (lha masa kalau gagal panen kita setahun nggak pakai skincare?).

 

PEWANGI BUKAN SUATU HAL YANG TABU

Memang ada beberapa orang yang sensitif dengan wewangian, atau kulitnya teriritasi jika menggunakan Essential Oils (yang sering digunakan sebagai sumber wewangian alami juga) tapi sejujurnya secara ilmiah sudah terbukti kedua hal tersebut amat sangat jarang terjadi.

Sebaliknya, aroma yang enak, akan sangat membantu mengangkat semangat untuk merawat wajah. Pada kasus ibu hamil, wewangian memang bisa picu rasa mual. Tapi bayangin kalau produknya bebas pewangi tapi aslinya bau tengik misalnya (Rosehip Oil itu aslinya bau amis kayak minyak ikan, Tamanu ya nggak usah dibahas lagi) - yakin mendingan bau gitu daripada semerbak menyegarkan?

Jadi coba pertimbangkan, apakah menghindari wewangian itu berlandaskan kebutuhan atau sekadar parno?

 

PENGAWET, TERUTAMA PARABEN

Tidak ada bukti ilmiah yang sahih berhasil membuktikan Paraben dalam dosis wajar akan berbahaya bagi kesehatan. Inget lho ya, skincare yang beredar bebas itu pastinya sudah diteliti dan lolos uji BPOM, belum lagi badan uji luar negeri yang standardnya berbeda-beda namun sangat ketat berbelit-belit (seringkali beda negara beda standar dan pendapat).

FDA (BPOM USA) dan EU aja sangat nggak kompak soal ketentuan sun protection. BPOM Korea ketentuannya lebih njelimet lagi (kalau acids harus berasal dari tumbuhan, dan dilarang melebihi 4% konsentrasinya).

Kalau saya sih sederhana aja, saya 100% pro bahan pengawet termasuk paraben dan adik-adiknya ya. Karena produk terkontaminasi bakteri akibat bahan pengawetnya lemah itu LEBIH BAHAYA daripada resiko paparan Paraben yang jelas masih di bawah batas penggunaan wajar itu.

Dan, oh iya, tahukah Anda bahwa mungkin aja suatu produk tidak mengandung Paraben tapi banyak sumber pengawet lain yang ternyata dedek-dedek seangkatannya Paraben?

Atau bahwa sehari-hari kalian sering mengkonsumsi banyak Paraben alami (hamil/nggak hamil) dalam bentuk WORTEL? *tarakdungces!*

 

Naaah, jadi jangan waswas duluan tanpa bukti mendasar. Tentunya pembahasan ini masih sangat ringan, untuk keingin-tahuan lebih lanjut cobalah baca-baca pendapat para ahli kimia yang juga pemerhati skincare (Instagram @labmuffinbeautyscience, @kindofstephen, @skinchemically adalah beberapa akun yang sering memberi paparan ilmiah secara mudah dicerna), cek silang data dan fakta ilmiah.

 

Inget lho, pada akhirnya keselamatan jabang bayi ini adalah tanggung jawab orang tuanya 100%. Jadilah orang tua yang teliti mencari dan mencerna informasi ya!

Sehat-sehat dan pintar terus yaaa!

Baca lebih lanjut

Booster

Booster

Double Cleansing

Double Cleansing

Zat-zat Aktif yang Perlu Diwaspadai Saat Hamil & Menyusui

Zat-zat Aktif yang Perlu Diwaspadai Saat Hamil & Menyusui

Komentar

Jadilah yang pertama berkomentar.
Semua komentar dimoderasi sebelum dipublikasikan.